PENGERTIAN TRANDUSER
Transduser
berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah.
Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat
mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. William
D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh
suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut
dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi
berikutnya”. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi)
atau thermal (panas). Bagian masukan dari transduser disebut “sensor”, karena
bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya
menjadi bentuk energi yang lain. Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
1).
Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi
tambahan dari luar.
Contohnya
adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu
tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan
thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor
juga berubah.
2).
Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari
luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Contohnya adalah
termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan
listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
Pemilihan
suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan
pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam
memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam
memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1.
Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban
lebih.
2.
Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik
masukan-keluaran yang linier.
3.
Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang
kecil dan
tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
4.
Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera
mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
5.
Repeatability, yaitu kemampuan untuk menghasilkan
kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama,
dalam kondisi lingkungan yang sama.
6.
Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan
karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata
seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.
Aplikasi Transduser dalam Alat Elektronik
1.
Pada pengaplikasian
transduser , alat ini dapat diaplikasikan pada bidang kesehatan dimana bahwa Transduser adalah komponen USG
yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut
atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan
untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang
yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan)
sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi
gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan
dalam bentuk gambar.
2.
Transduser sebagai
pengukur amplitudo kecepatan getaran
Untuk mengukur suatu getaran mesin dibutuhkan suatu
tranduser getaran yang berfungsi untuk mengolah sinyal getaran menjadi sinyal
lain, dalam hal ini sinyal listrik. Tranduser getaran yang umum digunakan
adalah velocity pickups, accelerometer dan non-contact pickups. Masing¬masing
tranduser tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian dalam aplikasinya. Tidak
ada satupun tranduser yang dapat memberikan semua kebutuhan pengukuran yang
diperlukan, sehingga kita harus memilih tranduser yang paling cocok untuk
pekerjaan yang akan kita lakukan. Karena itu bab ini dimaksudkan untuk mengenal
lebih mendalam mengenal tranduser yang secara umum dipakai untuk pengukuran
getaran, sehingga dapat membantu kita memilih tranduser mana yang paling cocok
untuk pekerjaan yang akan kita lakukan.Transduser ini juga terdiri atas
massa seismic berkumparan listrik yang bergerak dalam medan magnet sedemikian
rupa sehingga mampu mengukur amplitudo kecepatan getaran. Prinsip kerja dari
tranduser ini berdasarkan hukum fisika bahwa ” apabila suatu konduktor
digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika.suatu medan magnet digerakkan
melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada konduktor
tersebut. Apabila transducer ini ditempatkan pada bagian mesin yang bergetar,
maka tranduser inipun akan ikut bergetar, sehingga kumparan yang ada di
dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet akan menghasilkan tegangan
listrik pada ujung kawat kumparannya. Sinyal listrik yang dihasilkan sebanding.
dengan kecepatan getaran mesin tersebut. Dengan mengolah/ mengukur dan
menganalisa sinyal listrik dari tranduser, maka getaran mesin dapat diukur.
3.
Transducer Tekanan
Relatif pada VSD untuk Motor Pompa
Pengaturan tekanan pada tangki air yang bersirkulasi
secara terus-menerus dapat dilakukan dengan pengaturan pipa buang . Motor pada
pompa dioperasikan secara penuh sesuai dengan kapasitasnya sementara tekanan
air pada tangki dapat diatur dengan membuang sebagian air yang akan masuk ke
tangki sirkulasi. Hal ini berakibat adanya air yang dibuang secara sengaja
untuk menjaga tekanan air yang kita inginkan. Dalam perspektif penggunaan motor
pompa sebagai sumber tenaga yang melakukan proses sirkulasi tersebut, maka
pembuangan air kembali ke bak utama merupakan suatu pemborosan listrik. Hal
diatas dapat diatasi dengan penggunaan sensor tekanan aktif pada tangki
sirkulasi. Yaitu sensor tekanan yang akan mengirimkan statusnya ke tenaga
penggerak utama (yang dalam hal ini adalah motor pompa) sehingga motor pompa
hanya bekerja sesuai dengan kebutuhan. Ketika tekanan dalam tangki sirkulasi
melebihi batas nilai yang diinginkan, maka motor pompa dapat bekerja pada
kecepatan dan atau tegangan yang lebih kecil dan sebaliknya ketika tekanan
dalam tangki sirkulasi lebih kecil dari nilai yang diinginkan, maka motor harus
dioperasikan dengan kecepatan dan atau tegangan yang lebih besar. Dengan
pengaturan motor ini, penggunaan listrik akan jauh lebih hemat karena motor
hanya dioperasikan sesuai kebutuhannya saja.
Sensor/transducer tekanan pada umumnya menggunakan strain
gauge sebagai sensornya. Strain gauge dapat mengubah sinyal tekanan menjadi
sinyal listrik. Pada kenyataannya, perubahan tekanan ini akan membuat strain
gauge memberikan nilai resistansi yang berbeda ketika terjadi perubahan
luas penampangnya. Selanjutnya, hambatan yang berubah-ubah ini dapat kita
konversikan menjadi bentuk tegangan atau arus yang berubah-ubah dengan
menggunakan tambahan rangkaian.
4.
Transduser
Ultrasonik dan Sensor Pyroelectric Sebagai Alat Bantu Pendeteksi Objek Untuk
Penderita Tunanetra
Penderita tunanetra yang menggunakan bantuan tongkat
atau anjing untuk mobilitasnya tidak dapat mendeteksi objek yang sejajar dengan
kepalanya, serta tidak dapat mengetahui posisi orang lain di sekitarnya. Alat
bantu tunanetra ini menggunakan transduser ultrasonik untuk mendeteksi objek
yang ada di hadapan pengguna, sensor pyroelectric untuk mendeteksi keberadaan
orang lain, dan mikrokontroler sebagai pengendali sistem. Pengguna alat ini
dapat mengetahui objek yang ada di hadapannya dari bunyi yang dihasilkan oleh
earphone, sedangkan keberadaan manusia dapat diketahui melalui getaran yang
dihasilkan oleh motor DC.
SUMBER : electrogo.blogspot.com/p/pengertian-sensor-dan-tranduser.html
www.slideshare.net/ilhamdn3/pengertian-sensor-dan-tranduser
Tidak ada komentar:
Posting Komentar